Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Orang yang Menindasnya Cepat atau Lambat akan Mendapat Balasannya 



Orang yang Menindasnya Cepat atau Lambat akan Mendapat Balasannya 

0Dengan pemikiran ini, Qiao Mu merasa bahwa tubuhnya dipenuhi dengan energi dan motivasi.     
0

Tepat pada hari Jumat, dia langsung kembali ke rumah keluarga Qiao dengan naik bus sebelum Li Yan datang menjemputnya.     

Li Yan sedang mengurusi bisnisnya di kantor, Lei Yi mengetuk pintu dan masuk.     

"Tuan Muda, orang yang mengikuti Nona Qiao barusan melaporkan bahwa Nona Qiao pulang sendiri dengan bus."     

Gerakan tangan Li Yan berhenti, alisnya terangkat, "Pulang?"     

"Kembali ke rumah keluarga Qiao." Lei Yi memperjelas ucapannya.     

Li Yan mengerutkan bibirnya. Makhluk kecil ini sudah diminta untuk menunggu dia menjemputnya setiap hari, dan sekarang dia berani tidak patuh?!     

Lei Yi memandang Li Yan dan berkata lagi, "Tuan Muda, urusan Lin Changhua telah ditangani dengan baik. Sudah ada orang yang membuntuti Nona Qiao, maka tidak akan ada bahaya lagi."     

Terakhir kali mobilnya ditabrak truk, itu jelas bukan ulah orang-orang dari dunia bisnis. Jika memang sekelompok orang itu yang melakukannya, maka tindakannya tidak akan begitu kekanak-kanakan.     

Setelah melakukan penyelidikan, dia baru mendapati bahwa Lin Changhua mengirim seseorang untuk melakukannya. Sekarang Lin Changhua telah benar-benar jatuh dan tidak lagi dapat melakukan apa pun.     

Namun ekspresi tuan muda itu tampaknya masih memiliki kekhawatiran.     

Lei Yi mau tidak mau menghela napas. Tuan muda yang selalu acuh tak acuh terhadap apa pun ini mulai peduli pada seseorang, kepeduliannya benar-benar di luar batas.     

Li Yan melihat jam dengan tatapan kosong, mematikan komputer dan berjalan keluar dengan membawa jaketnya.     

Lei Yi terkejut. Ini baru jam lima, tuan muda sudah selesai bekerja?     

Ketika Qiao Mu tiba di rumah keluarga Qiao, hanya Qiao Ya yang ada di rumah.     

Qiao Ya menatap Qiao Mu dengan kesal dan berkata, "Untuk apa kamu kembali?"     

"Kembali untuk menuntut!" Qiao Mu duduk di sofa dan berbicara dengan malas.     

Raut wajah Qiao Ya berubah, dia mendengus dingin, "Qiao Mu, jangan mengintimidasiku. Apakah kamu pikir aku takut? Lin Xian sudah dipenjara, dan kamu masih ingat untuk menuntut? Apakah kamu tidak takut pengalaman kotormu itu diketahui oleh ayah dan kamu diusir dari rumah?"     

"Ya, aku sangat penasaran, siapa yang akan diusir dari rumah ketika ayah tahu."     

Qiao Mu mengambil apel di atas meja kopi dan menggigitnya. "Sekarang Lin Xian berada di penjara, balas dendam besarku sudah terpenuhi. Kak, tidakkah menurutmu aku sangat beruntung? Tanpa aku melakukan sesuatu, seseorang sudah membantuku membersihkan sampah itu. Tuhan masih menyayangiku, mereka yang telah menindasku akan mendapat balasan cepat atau lambat!"     

"Kamu!" Qiao Ya menggertakkan giginya karena marah, dia kemudian mencibir, "Apakah kamu percaya pada karma? Jika mau membalas, selama bertahun-tahun ini aku tidak tahu berapa kali harus dibalas. Biarkan aku mengingat-ingatnya… aku telah menyekapmu hingga kelaparan di ruangan selama satu hari, membuatmu jatuh dari ayunan. Oh ya, ada satu lagi yang lebih parah. Di musim dingin yang begitu dingin aku mendorongmu ke kolam renang, kamu akhirnya sakit selama lebih dari seminggu dan tidak bisa turun dari ranjang, kamu juga pernah hampir terbakar sampai mati."     

Qiao Ya tersenyum penuh kepuasan dan melanjutkan bicaranya, "Qiao Mu, di mana balasannya?"     

Ekspresi wajah Qiao Mu berubah suram dalam sekejap.     

Dia mengepalkan kedua tangannya dengan erat untuk menekan amarah dan kesedihan di hatinya.     

Ingatan menyakitkan yang dialaminya hanya seperti lelucon di mata Qiao Ya, dia bahkan sangat bahagia ketika mengatakannya.     

Qiao Mu melempar apel di tangannya ke arah kaki Qiao Ya.     

Dia lalu tersenyum mengejek, "Kakak, aku tidak sengaja, tanganku licin…"     

Selama ini Qiao Mu tidak pernah melawan, dia terus menahannya dalam hati ketika dirinya ditindas. Dia tidak pernah perhitungan dengan Qiao Ya. Perlawanan yang tiba-tiba seperti ini membuat Qiao Ya terkejut dan berteriak dengan marah.     

"Qiao Mu, nyalimu besar juga. Cepat minta maaf padaku!"     

Qiao Mu terlalu malas untuk memedulikannya dan langsung naik ke lantai atas.     

Setelah berbaring di kamar untuk sementara waktu, Qiao Mu samar-samar mendengar dari lantai bawah jika Qiao Jiannan dan Yu Tingyun telah pulang. Dia pun bersiap hendak turun.     

Ketika berjalan keluar dari kamar, di koridor dia melihat… Li Yan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.